Dengan campuran suara dan ekspresi wajah yang lucu, keledai bisa menjadi karakter! Banyak orang mengira keledai tertawa atau tersenyum seperti manusia, padahal tidak demikian. Ini hanya wajah animasi dan suara keras.
Jadi, apa yang dilakukan keledai saat terlihat dan terdengar seperti sedang tertawa? Ini sebenarnya suara meringkik, dan suara ini bisa digunakan untuk mengekspresikan berbagai emosi.
“Suara Ketawa” Keledai
Suara paling umum yang akan Anda dengar dari keledai adalah bray. Dalam kartun dan cerita anak-anak, onomatopoeia untuk bray adalah "hee-haw" atau "eeyore". Faktanya, itulah mengapa karakter keledai Winnie the Pooh diberi nama “Eeyore.”
Ini terdengar seperti tawa parau, tapi itu hanya karena kita, sebagai manusia, cenderung memproyeksikan emosi kita ke hewan. Hanya karena kedengarannya seperti tawa bagi kita, bukan berarti hewan itu ingin berkomunikasi seperti itu.
Suara keras seperti bray digunakan untuk berkomunikasi dengan kawanan lainnya. Nada suara yang digunakan keledai untuk meringkik dapat mengomunikasikan kesusahan atau perasaan lain seperti kesepian atau agresi. Beberapa keledai mungkin menggunakan meringkik untuk memberi isyarat kepada pemangsa atau juga untuk mengungkapkan rasa tidak nyaman.
Wajah Keledai yang “Tertawa”
Keledai dan kuda sama-sama menggunakan ekspresi yang melibatkan melengkungkan bibir dan memamerkan giginya. Bagi manusia, wajah ini mungkin terlihat lucu atau konyol, seperti senyum kita sendiri, tapi bukan itu yang diinginkan keledai.
Menampilkan gigi dengan cara ini dikenal sebagai respons Flehmen. Meskipun terlihat seperti tawa, sebenarnya ini adalah cara keledai-dan hewan lain-dapat mentransfer aroma ke organ di mulutnya yang memproses bau, yaitu organ vomeronasal. Ini terletak di atas atap mulut melalui saluran yang keluar tepat di belakang gigi depan.
Sebagian besar, tanggapan Flehmen terkait dengan reproduksi dan status seksual. Hewan lain yang menunjukkan respons Flehmen termasuk bison, jerapah, kambing, harimau, tapir, llama, tongkol, landak, badak, panda, kuda nil, dan kijang.
Memahami Komunikasi Keledai
Alasan paling umum seekor keledai menunjukkan respons atau raungan Flehmen meliputi:
- Wilayah:Keledai dapat melengkungkan bibir mereka untuk melindungi wilayah mereka dan menegaskan dominasi.
- Perkawinan: Respons Flehmen seringkali karena feromon dan bau yang terkait dengan reproduksi, seperti urin, tetapi mereka juga dapat mengangkat bibir selama periode kawin untuk merasakan status keledai lainnya. Keledai jantan mungkin menunjukkan giginya untuk menarik perhatian keledai betina saat berahi.
- Kemarahan: Keledai mungkin meringkik untuk mengingatkan orang lain akan kehadiran pemangsa atau bahaya. Hal ini tidak hanya mengingatkan anggota lain dari kawanan atau teman manusia mereka tetapi juga dapat menakuti pemangsa.
- Lapar: Keledai mungkin menggulung bibirnya untuk bersiap makan. Mereka akan mengendus makanan mereka dengan cara ini atau mengeluarkan serangkaian suara meringkik untuk menunjukkan bahwa mereka lapar.
Kesimpulan
Sebagai manusia, kita cenderung memanusiakan hewan dan memproyeksikan emosi kita kepada mereka. Tertawa dan tersenyum ada di antara mereka, yang kami kaitkan dengan keledai dan hewan lain seperti hyena, anjing, babi, tikus, burung, dan kera. Monyet dan kera tertawa seperti manusia, tetapi keledai dan hewan lainnya menggunakan vokalisasi dan ekspresi seperti tawa untuk menandakan bahaya, ketidaknyamanan, kelaparan, penerimaan seksual, dan banyak lagi.