Selama lebih dari 3.000 tahun, kucing adalah simbol praktik sosial dan keagamaan di Mesir kuno. Banyak dewa Mesir dibuat menjadi patung dengan kepala berbentuk kucing untuk melambangkan kesuburan, kekuasaan, dan keadilan. Orang Mesir juga mengenakan perhiasan bertema kucing dan mumi kucing yang dihiasi dengan kerah besi dan manik-manik. Artefak kucing yang tak terhitung jumlahnya ada saat ini yang membuktikan betapa dihormatinya kucing-kucing ini di Mesir. Pada artikel ini, kita berbicara lebih banyak tentang sejarah kucing di Mesir dan mengapa mereka begitu dicintai.
Apakah Orang Mesir Menjinakkan Kucing?
Pemunculan pertama kucing dalam seni Mesir kuno sekitar tahun 1950 SM. CE Seseorang melukis seekor kucing domestik di dinding belakang sebuah makam di selatan Kairo. Kucing muncul secara teratur setelah itu dalam lukisan dan pahatan di Mesir. Mereka diabadikan sebagai mumi dan dihormati sebagai dewa. Karena alasan ini, orang percaya bahwa orang Mesir adalah yang pertama memelihara kucing.
Ini berubah pada tahun 2004, ketika seekor kucing berusia 9.500 tahun ditemukan terkubur bersama manusia di pulau Siprus. Ini membuktikan bahwa kucing telah dijinakkan ribuan tahun sebelum Mesir ada.
Mengapa Orang Mesir Suka Kucing?
Orang Mesir menghargai dan menghormati kucing, tetapi mengapa cinta ini dimulai? Ada dua alasan utama. Pertama, kucing tertanam kuat dalam kepercayaan dan keyakinan orang Mesir. Dewi kucing disembah oleh manusia karena mereka percaya bahwa dewi ini akan membawa keberuntungan dan kesuburan bagi mereka. Alasan kedua adalah karena apa yang diberikan kucing.
Ketika orang Mesir akan menyimpan produk mereka setelah panen, hewan pengerat sering memakan hasil panen, yang kemudian akan rusak dan tidak berguna. Kucing mencegah hal ini terjadi dengan membunuh hewan pengerat tersebut sebelum mereka sempat bercocok tanam. Kucing sangat penting dalam menyediakan makanan bagi manusia, jadi mereka dipuja oleh orang Mesir, terutama saat makanan langka.
Rumah yang tidak memiliki kucing sudah mulai meninggalkan makanan untuk kucing liar untuk menarik mereka dan membuat mereka tinggal. Segera, hampir setiap rumah tangga Mesir memiliki kucing untuk mengusir tidak hanya hewan pengerat tetapi juga ular, kalajengking, dan ancaman lainnya.
Kingung Kucing Yang Meninggal
Orang Mesir sangat mencintai kucing mereka sehingga ketika ada yang mati, mereka berduka dengan mencukur alisnya. Masa berkabung akan berlangsung sampai alis mereka tumbuh kembali. Jika seseorang membunuh kucing, mereka dijatuhi hukuman mati. Ini benar bahkan jika itu kecelakaan.
Kucing sering dihias dengan permata dan diberi makan makanan kelas atas yang cocok untuk bangsawan. Ketika kucing mati, mereka mengenakan perhiasan ini sebelum dimumikan. Mereka juga sering dikubur bersama pemiliknya.
Bagaimana Kucing Bisa Sampai ke Mesir?
Kucing pertama di Mesir kemungkinan adalah kucing liar asli Afrika yang dijinakkan oleh petani lokal. Kucing-kucing ini tiba di Mesir sekitar 2.000 SM. di kapal dagang kuno. Tidak butuh waktu lama bagi orang Mesir untuk mengenali nilai kucing, dan mereka semakin mengagumi kucing.
Kucing menjadi dihormati dan dicintai selama bertahun-tahun. Ini ditunjukkan dalam karya seni orang Mesir. Lukisan dan gambar di kuburan menggambarkan kucing sebagai pemburu dan pelindung. Makam Nebamun dari tahun 1350 SM. menampilkan lukisan kucing menangkap tiga burung.
Apakah orang Mesir menyembah kucing?
Orang Mesir menyukai dan mengagumi kucing, tetapi mereka tidak menyembahnya seolah-olah mereka adalah dewa. Mereka menganggap kucing sebagai representasi dari sifat ketuhanan dewa mereka. Menyakiti kucing berarti menghina dewa dan dewi yang disembah oleh orang Mesir. Karena banyak orang dikuburkan dengan kucing mereka atau memberikan kucing mereka kuburan yang mengesankan, mereka juga dianggap penting di akhirat. Beberapa orang Mesir percaya bahwa orang yang meninggal dapat memasuki tubuh kucing di akhirat.
Orang Mesir juga percaya bahwa dewa mereka dapat berwujud kucing dan menghuni tubuh mereka. Membiakkan dan membuat mumi kucing menjadi keseluruhan ekonomi di Mesir. Satu-satunya pengecualian untuk membunuh kucing adalah untuk tujuan mumifikasi. Kucing sering dibiakkan untuk tujuan ini dan kemudian dibunuh untuk dijadikan mumi. Pada tahun 1888, sebuah makam ditemukan di Beni Hassan yang berisi 80.000 kuburan kucing. Banyak dari kucing ini dibunuh saat mereka masih kecil, baik karena pencekikan atau trauma benda tumpul.
Orang Mesir kuno menghormati kucing, tetapi mereka adalah favorit firaun. Raja-raja ini memelihara kucing seperti Sphynx dan Mau Mesir. Mereka mendandani kucing-kucing ini dengan emas dan membiarkan mereka memakan makanan dari piring mereka. Sementara kelas bawah tidak mampu mendandani kucing mereka dengan emas dan permata, mereka sering membuat perhiasan sendiri yang menampilkan kucing.
Pemikiran Terakhir
Orang Mesir saat ini masih mencintai kucing mereka, dan keturunan Mesir seperti Sphynx dan Mau Mesir masih menyerupai nenek moyang mereka yang dulunya adalah kucing para firaun. Dedikasi orang Mesir terhadap kucing telah membuktikan bahwa kucing telah menjadi sahabat setia manusia sepanjang zaman, dan mereka akan terus menjadi penting bagi orang-orang di seluruh dunia selama berabad-abad yang akan datang.