Tidak seperti pemandangan burung merak India yang sudah tidak asing lagi, dengan bulu ekornya yang panjang dan pajangan kipas yang ikonik, merak Kongo kurang dikenal. Mereka adalah bagian dari keluarga yang sama, dan mereka berasal dari Republik Demokratik Kongo Tengah dan dianggap rentan karena populasi mereka yang menurun.
Tidak banyak yang diketahui tentang jenis ini, karena baru diakui sebagai spesies pada tahun 1936. Kami menyusun panduan ini untuk memperkenalkan Anda pada merak Kongo dan menjelaskan mengapa mereka sama menariknya dengan sepupu mereka yang lebih boros.
Fakta Singkat Tentang Merak Kongo
Nama Ras: | Merak Kongo (Afropavo congensis) |
Tempat Asal: | Republik Demokratik Kongo Tengah |
Penggunaan: | Preservasi |
Merak (Jantan) Ukuran: | 3,31 pound; Panjang 28 inci |
Peahen (Wanita) Ukuran: | 2,64 pound; umumnya sedikit lebih kecil dari jantan |
Warna: |
Pria: Biru tua, hijau metalik, dan ungu dengan leher merah Wanita: Chestnut atau coklat, hitam dan hijau metalik |
Umur: | 15–20 tahun |
Toleransi Iklim: | Hutan hujan |
Tingkat Perawatan: | Rendah |
Produksi Telur: | 2–4 |
Warna Telur: | coklat tua |
Status Konservasi: | Rentan (IUCN) |
Asal Usul Merak Kongo
Karena penampilannya yang mirip dengan Merak Asia yang belum dewasa - Merak Biru dan Merak Hijau, khususnya - Merak Kongo sering disalahartikan sebagai keturunan tersebut. Mereka tidak diakui sebagai spesies yang terpisah sampai tahun 1936.
Setelah mempelajari dua boneka Merak Kongo di Museum Kongo di Belgia, Dr. James Chapin menyatakan mereka sebagai spesies baru.
Ciri Merak Kongo
Sebagai bagian dari keluarga Phasianidae, merak Kongo memiliki banyak kesamaan dengan burung pegar, ayam hutan, kalkun, dan belibis. Seiring dengan kesamaan mereka dengan merak Asia - meskipun mereka lebih kecil dan kurang mengesankan - merak Kongo juga memiliki karakteristik yang sama dengan ayam mutiara. Mereka adalah satu-satunya spesies dalam genus Afropavo dan merupakan satu-satunya burung pegar sejati asli Afrika.
Pada musim kawin, burung merak Kongo membentangkan bulu ekor dan sayapnya. Ini tampilan yang mirip dengan burung merak India pada umumnya, tetapi mereka memiliki bulu ekor yang lebih pendek dan tidak memiliki ocelli, atau bintik mata yang mencolok. Untuk menarik pasangan, merak jantan Kongo membungkuk, membungkuk, dan bahkan menawarkan makanan merak betina untuk membuktikan kemampuannya merawatnya.
Spesies ini monogami. Setelah betina bertelur dua sampai empat telur berwarna coklat tua di dalam lubang di tanah dan mengerami mereka selama 28 hari, pejantan menjaga dan kemudian membantu membesarkan anaknya begitu mereka menetas.
Buah, biji-bijian, dan invertebrata - antara lain cacing tanah, larva, kaki seribu, laba-laba, dan siput - menjadi makanan utama merak Kongo. Kesederhanaan pola makan mereka membuat mereka mudah dirawat, dan anak mereka mulai mencari makan beberapa hari setelah menetas.
Penggunaan Merak Kongo
Merak Kongo adalah salah satu keturunan merak yang lebih umum digunakan di peternakan untuk produksi daging dan telur mereka (karena mereka lebih besar dari telur ayam).
Status konservasi mereka yang rentan berarti langkah-langkah juga diambil untuk melestarikan spesies tersebut. Anda dapat menemukan spesies ini di kebun binatang dan tanah air asli mereka di Cekungan Sungai Kongo.
Penampilan & Varietas Merak Kongo
Seperti kebanyakan burung lainnya, merak Kongo memiliki banyak variasi antara jenis kelamin, bersama dengan perbedaan ukuran yang biasa.
Laki-laki memiliki warna cerah. Warnanya biru tua, diwarnai dengan nuansa hijau metalik dan ungu. Seiring dengan sepetak kulit merah telanjang di leher mereka, mereka memiliki bulu putih tipis yang berdiri di atas mahkota mereka. Meskipun mereka dapat mengipasi bulu ekornya, ekornya jauh lebih pendek daripada beberapa ras merak lainnya.
Sebagai perbandingan, merak betina Kongo lebih berwarna dasar. Bulu mereka berwarna kastanye atau coklat, dan perut hitam mereka berbintik-bintik hijau metalik yang sama dengan jantan. Alih-alih bulu putih di kepala jantan, merak betina memiliki jambul berwarna kastanye.
Populasi, Persebaran, & Habitat
Meskipun burung-burung ini sering ditemukan di kebun binatang dan di peternakan, mayoritas populasi mereka yang menurun sebagian besar berada di Cekungan Sungai Kongo di Republik Demokratik Tengah Kongo. Habitat alami merak Kongo adalah hutan hujan dataran rendah.
Meskipun ada upaya pelestarian, populasi merak Kongo terus menurun akibat campur tangan manusia, seperti pertambangan, perburuan, penggundulan hutan, dan pertanian. Penurunan mereka yang berkelanjutan telah menyebabkan penambahan mereka ke daftar merah IUCN. Mereka tergolong rentan, dengan populasi antara 2.500 dan 9.999.
Apakah Merak Kongo Baik untuk Peternakan Skala Kecil?
Secara umum, merak merupakan hewan ternak yang baik karena berbagai alasan. Telurnya lebih besar dari telur ayam, dengan tekstur dan rasa yang lebih gurih, dan dagingnya lebih aromatik. Dengan bulunya yang cerah dan tampilan yang semarak selama musim kawin, mereka juga membuat tambahan yang menarik secara visual untuk peternakan Anda.
Merak Kongo juga demikian, terlepas dari status daftar merah IUCN yang rentan dan lebih menyukai iklim yang panas dan lembap. Selain merak biru India dan merak hijau, merak Kongo adalah salah satu ras yang lebih populer yang ditemukan di peternakan.