Keledai Abyssinian, juga dikenal sebagai keledai Ethiopia (Equus Asinus Africanus), adalah spesies asli Afrika. Keledai ini paling tersebar luas di Ethiopia, meskipun Anda juga dapat menemukannya di negara-negara Afrika lainnya, termasuk Somalia dan Eritrea.
Spesies keledai umum lainnya di seluruh Afrika, yang dikenal sebagai keledai domestik (Equus Asinus) berasal dari keledai Abyssinian. Banyak yang melihat keledai ini sebagai spesies yang sama, artinya mereka semua dianggap sebagai keledai Abyssinian oleh banyak orang, yang dapat menimbulkan kebingungan.
Keledai Abyssinian tingginya antara 30 dan 40 dan beratnya bisa mencapai 4.500 pon. Mereka juga memiliki rentang hidup yang panjang dan dapat hidup hingga 40 tahun. Tubuh mereka biasanya berwarna abu-abu, dengan perut putih dan kaki bergaris (Equus Asinus Africanus). Namun, beberapa keledai Ethiopia berwarna coklat kastanye.
Teruslah membaca untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies keledai yang menarik ini.
Fakta Singkat Tentang Keledai Abyssinian
Nama Ras: | Keledai Abyssinian, keledai Ethiopia |
Tempat Asal: | Etiopia |
Penggunaan: | Transportasi, pertanian |
Jack (Pria) Ukuran: | Hingga 40 inci, berat 190–450 pon |
Jenny (Wanita) Ukuran: | Hingga 40 inci 190–400 pon |
Warna: | Abu-abu, coklat kastanye |
Umur: | 30–40 tahun |
Toleransi Iklim: | Gering, panas |
Tingkat Perawatan: | Rendah |
Asal Keledai Abyssinian
Keledai Abyssinian berasal dari Afrika dan dapat ditemukan di gurun Etiopia, Somalia, dan Eritrea. Mereka sebelumnya umum di Sudan, Mesir, dan Libya tetapi sejak itu menjadi langka di daerah ini. Mereka beradaptasi untuk hidup dalam kondisi panas dan dapat mengatur suhu tubuhnya saat dibutuhkan.
Sayangnya, keledai Abyssinian langka dan di alam liar dianggap sebagai spesies yang terancam punah, oleh karena itu pelestarian mereka sangat penting untuk membantu mencegah kepunahan.
Karakteristik Keledai Abyssinian
Seperti kebanyakan keledai, keledai Abyssinian adalah hewan yang aktif, meskipun mereka lebih suka beristirahat di siang hari.
Sementara kebanyakan keledai melarikan diri saat merasakan bahaya, keledai Abyssinian penasaran dan tidak akan lari saat terancam. Sebaliknya, mereka akan menyelidiki situasinya, menilainya dengan hati-hati, dan memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Keledai ini dapat berlari cukup cepat, dengan kecepatan tertinggi lebih dari 43 mil per jam, sehingga mereka dapat melarikan diri jika bahayanya nyata.
Keledai ini biasanya memakan rumput, daun, dan kulit kayu.
Penggunaan Keledai Abyssinian
Keledai Abyssinian sebagian besar digunakan dalam pertanian dan transportasi dan sangat beradaptasi dengan daerah asalnya yang panas dan gersang. Hewan tangguh ini dapat bertahan hidup meskipun kehilangan hingga 30% berat tubuhnya dalam air. Ini mirip dengan unta, tetapi keledai Abyssinian tidak dapat menghabiskan terlalu banyak waktu tanpa air - mereka perlu minum setidaknya setiap 2 hingga 3 hari sekali.
Sementara mereka harus meregenerasi tingkat air tubuh mereka secara teratur, mereka tidak membutuhkan banyak air dan dapat mengisi kembali air yang hilang dalam 2 sampai 5 menit.
Penampilan & Varietas Keledai Abyssinian
Keledai Abyssinian biasanya berwarna abu-abu, meskipun beberapa memiliki perut putih dan kaki bergaris. Beberapa keledai dan salib Ethiopia berwarna cokelat kastanye.
Jantan dan betina spesies ini serupa, meskipun jantan lebih berat dan lebih tinggi daripada betina. Kedua jenis kelamin sudah dewasa dan siap untuk mendapatkan pasangan pada usia 2 tahun. Tidak ada kerangka waktu khusus kapan keledai Abyssinian berkembang biak, tetapi mereka sering lebih menyukai musim hujan. Betina membawa bayi keledai selama 12 bulan, dan keturunannya cukup mandiri sejak mereka lahir.
Populasi/Distribusi/Habitat
Banyak orang belum pernah mendengar tentang keledai Abyssinian, dan itu sebagian besar karena populasi liar spesies keledai ini terancam punah. Ada sekitar 1.000 keledai ini di dunia, jadi melestarikannya sangatlah penting. Sayangnya, ketika berada di hutan belantara, mereka menghadapi banyak predator, dan tidak jarang orang memburu mereka, yang membuat mereka lebih berbahaya.
Sementara keledai umumnya memiliki umur panjang, keledai Abyssinian menonjol karena mereka dapat hidup lebih dari 40 tahun di penangkaran. Sayangnya, rentang hidup mereka di alam liar biasanya jauh lebih rendah karena pemangsa dan orang-orang yang memburu mereka.
Apakah Keledai Abyssinian Baik untuk Peternakan Skala Kecil?
Secara umum, keledai adalah tambahan yang bagus untuk pertanian skala kecil mana pun, dan Abyssinian juga demikian. Karena hewan-hewan ini dapat mentolerir panas dengan baik, dapat membawa beban berat, dan sangat kuat, mereka adalah pilihan yang cocok untuk bertani dan transportasi, di mana mereka telah digunakan secara luas selama berabad-abad.
Kesimpulan
Banyak orang yang tidak familiar dengan spesies keledai ini, apalagi mengingat betapa langkanya hewan ini. Hanya ada sekitar 1.000 perwakilan yang tersisa, jadi mempelajari lebih lanjut tentang keledai cantik ini sangat penting untuk pelestariannya.